Sabtu, 06 Oktober 2012

morfologi


MORFOLOGI







Kelompok 2
1) Dini  Nurlaili                        A1B112001
2) Siti Marlina                          A1B112085
3) Bahjatul Adqiya                   A1B112020
4) Novi Sitorus Pane                A1B112021
5) Lisa Andriani                       A1B112039
6)Muhajirin Anshor                 A1B112041      
7) Rizki Amelia                        A1B112042
8) khairunnisa                          A1B112057
9)  Soegiartie                           A1B112059
10)Rahimah                             A1B112068
11) Rizki Azkia                        A1B112072
12)Arga Riyani Saputra          A1B112076
13)Nur Hidayah                       A1B112014
14)Nor Jenah Hasan               A1B112089

Kata Pengantar
Puji dan syukur,kami ucapkan kepada ALLAH tuhan yang maha esa atas rahmat yang telah di berikannya sehingga terwujud lah makalah ini dengan baik,dan bersyukur  merupakan satu kata yang pantas untuk mewakilinya yang karena kesempatan dan bimbingannya maka kami dapat menyelesaikan karya tulis LINGUISTIK UMUM berjudulMORFOLOGI” ynag menurut saya dapat menambah wawasan kita tentang Linguistik Umum,khusus nya morfologi.
Melalui kata pengantar ini kami lebih dulu meminta maaf dan jika ada kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah dengan penuh rasa terima kasih.dan Semoga Allah memberkahi makalah ini san dapat memberikan manfaat.

Banjarmasin,23 September 2012















Daftar Isi
Kata Pengantar……………………………………………………………………………..
Bab I   Pendahuluan…………………………………………………………………………………………………..
          Latar Belakang………………………………………………………………………………………………
          Tujuan……………………………………………………………………………………………………………..
Bab II  Pembahasan
          Pengertian :
          a) Morfologi
          b) Morfem
          c) Morf
          d) Alomorf
            e) Proses Pembentukan Kata
          f) Reduplikasi
          g) Komposisi
          h) Abresiasi








Bab.I Pendahuluan
Latar Belakang
Dalam berinteraksi dan berkomunikasi,kita pasti menggunakan bahasa sebagai media dalam bentuk bahasa yang mudah di pahami untuk menuangkan sebuah gagasan dan ide-ide yang ingin disampaikan.tentunya hal ini berkaitan dengan ilmu morfologi.

Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini agar kita dapat memahami secara mudah tentang morfologi,dan dapat menambah wawasan,di harapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.















Bab II
Pembahasan
      Pengertian
          a). Morfologi

Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik
Kata Morfologi berasal dari kata morphologie. Kata morphologie berasal dari bahasa Yunani morphe yang digabungkan dengan logos. Morphe berarti bentuk dan dan logos berarti ilmu. Bunyi [o] yang terdapat diantara morphed an logos ialah bunyi yang biasa muncul diantara dua kata yang digabungkan. Jadi, berdasarkan makna unsur-unsur pembentukannya itu, kata morfologi berarti ilmu tentang bentuk.
Dalam kaitannya dengan kebahasaan, yang dipelajari dalam morfologi ialah bentuk kata. Selain itu, perubahan bentuk kata dan makna (arti) yang muncul serta perubahan kelas kata yang disebabkan perubahan bentuk kata itu, juga menjadi objek pembicaraan dalam morfologi. Dengan kata lain, secara struktural objek pembicaraan dalam morfologi adalah morfem pada tingkat terendah dan kata pada tingkat tertinggi.Itulah sebabnya, dikatakan bahwa morfologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kata (struktur kata) serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap makna (arti) dan kelas kata.
              Berikut secara rinci akan diuraikan beberapa definisi morfologi dari berbagai sumber:
1.morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang mengkaji tentang morfem dan berbagai kombinasinya(Tim prima kamus bebasar bahasa Indonesia.Hal  538)
2.Morfologi mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal(Verhaar,J W M.1999.Asas Linguistik  Umum.Gajah mada universitas Press: Jogyakarta. Hal 97)
3.Morfologi adalah bidang linguistic yang mempelajari  morfem dan kombinasi-kombinasinya.bagian dari sruktur bahasa yang mencngkup kata dan bagian-bagian kata,yakni morfem (Kridalaksana,Harimurti.2001.Kamus Linguistik ,Pt Gramedia Pustaka Utama:Jakarta Halaman.142)
4.Morfologi adalah ilmu yag mempelajari kata ,bagian-bagian kata dan kejadian kata (Kridalaksana.1992 :6 dalam oka,dkk 1994.Linguistik Umum.depniknas,hal 149)
5.Morfologi adalah bagian ilmu bahasa yang mempelajari katadan pembentukannya( Samsuri.1988. Morfologi dan Pembentukan kata .Depdikbud :Jakarta hal.34)
b).Morfem
Morfem adalah suatu bentuk bahasa yang tidak mengandung bagian-bagian yang mirip dengan bentuk lain, baik bunyi maupun maknanya. (Bloomfield, 1974: 6). Morfem adalah unsur-unsur terkecil yang memiliki makna dalam tutur suatu bahasa (Hookett dalam Sutawijaya, dkk.). Kalau dihubungkan dengan konsep satuan gramatik, maka unsur yang dimaksud oleh Hockett itu, tergolong  ke dalam satuan gramatik yang paling kecil.Morfem  dapat juga dikatakan unsur terkecil dari pembentukan kata dan disesuaikan dengan aturan suatu bahasa. Pada bahasa Indonesia morfem dapat berbentuk imbuhan. Misalnya kata praduga memiliki dua morfem yaitu /pra/ dan /duga/. Kata duga merupakan kata dasar penambahan morfem /pra/ menyebabkan perubahan arti pada kata duga.
        1). Klasifikasi Morfem
1.1 Morfem Bebas dan Morfem Terikat
Morfem ada yang bersifat bebas dan ada yang bersifat terikat. Dikatakan morfem bebas karena ia dapat berdiri sendiri, dan dikatakan terikat jika ia tidak dapat berdiri sendiri.
     Misalnya:
       Morfem bebas – “saya”, “buku”, dsb.
  Morfem terikat – “ber-“, “kan-“, “me-“, “juang”, “henti”, “gaul”, dsb.
1.2. Morfem Segmental dan Morfem Supra Segmental
Morfem segmental adalah morfem yang terjadi dari fonem atau susunan fonem segmental. Sebagai contoh, morfem {rumah}, dapat dianalisis ke dalam segmen-segmen yang berupa fonem [r,u,m,a,h]. Fonem-fonem itu tergolong ke dalam fonem segmental. oleh karena itu, morfem {rumah} tergolong ke dalam jenis morfem segmental.
Morfem supra segmental adalah morfem  yang terjadi dari fonem suprasegmental. Misal, jeda dalam bahasa Indonesia. Contoh:
bapak wartawan               bapak//wartawan
ibu guru                               ibu//guru

1.3  Morfem Bermakna Leksikal dan Morfem Tak Bermakna Leksikal
Morfem yang bermakna leksikal merupakan satuan dasar bagi terbentuknya kata. morfem yang bermakna leksikal itu merupakan leksem, yakni bahan dasar yzng setelah mengalami pengolahan gramatikal menjadi kata ke dalam subsistem gramatika. Contoh: morfem {sekolah}. berarti ‘tempat belajar’.
Morfem yang tak bermakna leksikal dapat berupa morfem imbuhan, seperti {ber-}, {ter-}, dan {se-}. morfem-morfem tersebut baru bermakna jika berada dalam pemakaian. Contoh: {bersepatu} berarti ‘memakai sepatu’.
1.4 Morfem Utuh dan Morfem Terbelah
Morfem utuh merupakan morfem-morfem yang unsur-unsurnya bersambungan secara langsung. Contoh: {makan}, {tidur}, dan {pergi}.
Morfem terbelah morfem-morfem yang tidak tergantung menjadi satu keutuhan. morfem-morfem itu terbelah oleh morfem yang lain. Contoh: {kehabisan} dan {berlarian} terdapat imbuhan ke-an atau {ke….an} dan imbuhan ber-an atau {ber….an}. contoh lain adalah morfem{gerigi} dan {gemetar}. Masing-masing morfem memilki morf /g..igi/ dan /g..etar/. Jadi, ciri terbelahnya terletak pada morfnya, tidak terletak pada morfemnya itu sendiri. morfem itu direalisasikan menjadi morf terbelah jika mendapatkan sisipan, yakni morfem sisipan {-er-} pada morfem {gigi} dan sisipan {-em-} pada morfem {getar}.
1.5  Morfem Monofonemis  dan Morfem Polifonemis
Morfem monofonemis merupakan morfem yang terdiri dari satu fonem. Dalam bahasa Indonesia pada dapat dilihat pada morfem {-i} kata datangi atau morfem{a} dalam bahasa Inggris pada seperti pada kata asystematic.
Morfem polifonemis merupakan morfem yang terdiri dari dua, tiga, dan empat fonem. Contoh, dalam bahasa Inggris morfem {un-} berarti ‘tidak’ dan dalam bahasa Indonesia morfem {se-} berarti ‘satu, sama’.
1.6  Morfem Aditif, Morfem Replasif, dan Morfem Substraktif
Morfem aditif adalah morfem yang ditambah atau ditambahkan. kata-kata yang mengalami afiksasi, seperti yang terdapat pada contoh-contoh berikut merupakan kata-kata yang terbentuk dari morfem aditif itu.
mengaji           childhood
berbaju            houses
Morfem replasif merupakan morfem yang bersifat penggantian. dalam bahasa Inggris, misalnya, terdapat morfem penggantian yang menandai jamak. Contoh: {fut} à {fi:t}.
Morfem substraktif adalah morfem yang alomorfnya terbentuk dari hasil pengurangan terhadap unsur (fonem) yang terdapat morf yang lain. Biasanya terdapat dalam bahasa Perancis.

Berdasarkan konsep-konsep di atas di atas dapat dikatakan bahwa morfem adalah satuan gramatik yang terkecil yang mempunyai makna, baik makna leksikal maupun makna gramatikal.
Kata memperbesar misalnya, dapat kita potong sebagai berikut
mem-perbesar
per-besar
Jika besar dipotong lagi, maka be- dan –sar masing-masing tidak mempunyai makna. Bentuk seperti mem-, per-, dan besar disebut morfem. Morfem yang dapat berdiri sendiri, seperti besar, dinamakan morfem bebas, sedangkan yang melekat pada bentuk lain, seperti mem- dan per-, dinamakan morfem terikat. Contoh memperbesar di atas adalah satu kata yang terdiri atas tiga morfem, yakni dua morfem terikat  mem- dan per- serta satu morfem bebas, besar.
c).Morf
Morf adalah nama untuk sebuah bentuk yang belum diketahui statusnya (misal: {i} pada kenai). Menurut  Bauer (1987 13:17) fonetis (atau ortografis) yang merelisasikanmorfem dapat dipilah-pilah, maka bagian-bagian itu diistilahkan morf.
Samsuri mendefinosikan bahwa morf adalah suatu bentuk (bahasa) yang mempunyai pengertian.
Contoh:Perhatikan kata-kata berikut:
Bahwa ketiga kata itu masing-masing mempuyai awalan ber-,ber-,bel,- ,dan ketiga bentuk awalan itu mempunyai pengertian sama.Tiap-tisp bentuk/ber /dan  /bel itu  merupakan Morf.
d). ALOMORF
Alomorf adalah konsep dasar ketiga yang diperlukan untuk analisis morfologis
Alomorf adalah anggota dari himpunan morf yag mewakili morfem khusus yang di tentukan secara fonentis,leksikal,atau geamatikal.konsep formatif adalh konsep yang jauh lebiih luas dari konsep-konsep lainnya.
      e).Proses Pembentukan kata
 a.Afiks
Afiksasi atau proses pembubuhan imbuhan ialah pembentukan kata dengan cara melekatkan afiks pada bentuk dasar. Hasil afiksasi disebut kata berafiks atau kata berimbuhan.Contohnya: ber- pada berkembang-el- pada telunjuk-an pada lemparan dan per-an pada perjanjian. Paparan lebih rinci akan dibahas pada afiksasi bahasa Indonesia Afiks ialah satuan (ter-)ikat yang dalam suatu kata merupakan unsur yang bukan kata dan bukan pokok kata yang memiliki kesanggupan melekat pada satuan lain untuk membentuk kata.untuk menjelaskan pengertian di atas, perhatikanlah contoh berikut!
Afiks
Bentuk Dasar
Kata Berafiks
ber-
di-
-an
-i
-kan
-el-
peN-an
Jalan
tendang
kunjung
duduk
masuk
tapak
nanti
Berjalan
ditendang
kunjungan
duduki
masukkan
telapak
penantian

            Berdasarkan tebel di atas jelas terlihat bahwa afiks (ber-, di-, -an, -i, -kan, -el-, peN-an; dan banyak lagi) kalau berdiri sendiri tidak mempunyai arti apa-apa. Bentuk tersebut (afiks) tidak dapat beriri sendiri dalam tuturan biasa. Afiks baru mempunyai arti atau makna jika mereka digabungkan pada bentuk lain seperti terlihat pada korpus di atas.
            Dapat dilihat pada korpus di atas, afiks berfungsi membentuk kata-kata baru. Bahkan menurut Ramlan, afiks pun selain membentuk kata, juga membentuk pokok kata seperti padaduduki dan masukkan. Oleh karena itu ada pula yang menyebut bentuk-bentuk seperti itu dengan istilah pokok kata kompleks. Ahmadslamet (1982:90) tidak sependapat dengan istilah pokok kata untuk contoh seperti itu sebab pokok kata diartikan sebagai morfem ikat. Bentuk-bentuk seperti itu bisa hadir dalam tuturan biasa atau dalam kalimat secara bebas, seperti: “Buku itu sudah saya masukkan ke dalam tas.” Atau “Jangan anda duduki kursi itu.”. bentuk seperti itu beliau namakan kata kerja yang memiliki cirri khusus.
            Ada bentuk lain yang mirip afiks seperti di-, ke-, dari, -lah pada di pinggir (jalan),ke sudut, dari kota, makanlah; juga bentuk-bentuk seperti: ku-, -ku, -mu, -nya, -isme padakutarik, bajuku, dagumu, hidungnya, patriotisme. Golongan pertama disebut morfem ikat secara sintaksis dan yang kedua disebut klitik. Coba kaji ulang bahasan bentuk bebas dan bentuk ikat 2.4.
            Berdasarkan paparan di atas, dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa afiks atau imbuhan merupakan bentuk satuan terikat yang jika dilekatkan pada bentuk dasar akan mengubah makna bentuk tersebut.
b). Macam-macam Afiks 
     a) Macam Afiks Ditinjau dari Letaknya
            Dari letak atau posisi melekatnya, afiks dapat dibagi menjadi empat macam yaitu prefiks atau awalan, infiks atau sisipan, sufiks atau akhiran, dan konfiks atau imbuhan gabungan (ada pula yang menyebutnya ambifiks, imbuhan ganda).
            Prefiks atau awalan ialah afiks atau imbuhan yang dilekatkan pada awal bentuk dasar. Infiks atau sisipan yaitu afiks atau imbuhan yang dilekatkan di tengah-tengah bentuk dasar. Sufiks atau akhiran yaitu afiks atau imbuhan yang dilekatkan sesudah bentuk dasar. Konfiks atau imbuhan gabungan yaitu afik atau imbuhan yang mengapit bentuk dasar dengan cara melekat secara bersama-sama yang membentuk satu fungsi dari satu arti. Untuk dapat mengetahui afiks-afiks bahasa Indonesia secara jelas, lihatlah korpus berikut.
Prefiks
Infiks
Sufiks
Konfiks
meN-
Ber-b
di-
peN-
pe-
per-
se-
ke-
ter-
a-
maha-
para
pra-
-el-
-er-
-em-
-kan
-an
-i
-nya
-wan
-man
-wati
-is
meN-kan
ber-an
ber-kan
se-nya
per-an
peN-an
di-kan
ke-an
meN-i

b) Macam Afiks Ditinjau dari Asalnya
            Ditinjau dari asalnya, afiks bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu afiks asli dan afiks dari bahasa asing. Afiks asli ialah afiks-afiks yang emmang merupakan bentukan atau afik dari bahasa Indonesia itu sendiri, sedangkan afiks asing ialah afiks yang berasal atau hasil pungutan dari bahasa asing yang kini telah menjadi bagian sistem bahasa Indonesia.

      c) Macam Afiks Ditinjau dari Produktifitasnya
            Jika kita perhatikan afiks-afiks yang telah yang telah diuraikan pada bagian terdahulu, ada afiks terbatas sekali penggunaannya dan ada yang memiliki kemampuan melekat pada satuan lain yang lebih besar. Afiks –da, misalnya, hanya melekat secara terbatas pada bentuk-bentuk yang menyatakanmakna kekeluargaan, seperti: ayahanda, ibunda, pamanda, adinda, kakanda. Contoh lain afiks-afiks –el-, -er-, dan –em- hanya melekat pada bentuk-bentuk yang sudah ada, tidak mampu menghasilkan bentuk atau kata-kata baru. Di lain pihak seperti afiks men-, secara distributive mampu menghasilkan kata-kata baru begitu produktif, seperti terlihat pada kata-kata, melayar, melebar, melangkah, menjadi, membengkak, membisu, menjawab, mencabik-cabik, mengangkat, mengangkut, menyanyi, menyapu, menyisir, menghunus, mengintai, mengebom, mengecat, mengetik, dan banyak lagi. Golongan afiks yang pertama disebut afiks yang improduktif, sedangkan golongan yang kedua afiks yang produktif.
Berdasarkan contoh di atas, dapatlah disimpulkan bahwa afiks improduktif ialah afiks yang tidak distributive, yang tidak memiliki kemampuan untuk melekatkan diri pada bentuk lain yang lebih banyak, terbatas pada satuan-satuan tertentu, sedangkan afiks produktif merupakan kebalikan afiks improduktif ialah afiks yang distributive yang besar kesanggupannya melekatkan diri pada morfem-morfem lain lebih banyak.

f). Reduplikasi
            Reduplikasi ialah proses pembentukan kata dengan cara suatu bentuk dasar. Proses morfologis semacam ini merupakan salah satu cara pembentukan kata yang paling banyak pada bahasa-bahasa di dunia. Sebagai contoh: buku menjadi buku-buku, bali menjadi bola-bali (bahasa Jawa), adanuk menjadi adadanuk ‘panjang’ (bahasa Agta). Paparan reduplikasi ini juga lebih jauh dan rinci akan dibahas pada reduplikasi bahasa Indonesia.
Dalam bahasa Melayu dikenal reduplikasi berikut:
·         reduplikasi fonologis — pengulangan fonem tanpa terlalu banyak mengubah arti dasar
·         reduplikasi morfologis — pengulangan morfem, misalnya: papamama
·         reduplikasi sintaktis — pengulangan morfem yang menghasilkan klausa, contoh "malam-malam pekerjaan itu dikerjakannya", artinya "walau sudah malam hari, pekerjaan itu tetap dikerjakannya"
·         reduplikasi gramatikal — pengulangan fungsional dari bentuk dasar yang meliputi reduplikasi morfologis dan sintaksis
·         reduplikasi idiomatis — atau 'kata ulang semu', adalah pengulangan kata dasar yang menghasilkan kata baru, contoh "mata-mata" artinya agen rahasia. Lihat pula: Kata Indonesia yang selalu dalam bentuk terulang
·         reduplikasi non-idiomatis — pengulangan kata dasar yang tidak mengubah makna dasar, contoh "kucing-kucing"
Menurut bentuknya, reduplikasi nomina dapat dibagi menjadi empat kelompok
·         perulangan utuh, contoh: rumah-rumah
·         perulangan salin suara, contoh: warna-warni
·         perulangan sebagian, contoh: surat-surat kabar
·         perulangan yang disertai pengafiksan, contoh: batu-batuan

Menurut artinya, reduplikasi dapat dibagi menjadi berikut:
·         Kata ulang yang menunjukkan makna jamak (yang menyangkut benda), contoh: meja-meja
·         Kata ulang berubah bunyi yang memiliki makna idiomatis, contoh: bolak-balik
·         Kata ulang yang menunjukkan makna jamak (yang menyangkut proses), contoh: melihat-lihat.
·         Bentuk ulang yang seolah-olah merupakan kata ulang, contoh: kupu-kupu.
·         Bentuk ulang dwipurwa, contoh: dedaunan.

g). Komposisi
Komposisi adalah hasil dan proses penghubung morfem dasar dengnmorfem dasar, baik yang bebas maupun yang terikat , sehingga berbentuk sebuah konstruksi  yang memiliki           identitas leksikal yang berbeda , atau yang baru. Misalnya, lalu lintas daya juang, dan rumah sakit.   Sutan Takdir Alisjahban (1953), yang berpendapat bahwa kata mejemuk   adalah   sebuah   kata   memiliki   makna   baru   yang   tidak merupakan gabungan  makna        unsur-unsurnya. Verhar  (1978) menyatakan suatu komposisi di sebut kata majemuk kalau hubungan kedua unsurnya tidak bersifat sintaktis.
  h).Abreviasi
       1).Pengertian abreviasi (kependekan)
      Abreviasi adalah proses penanggalan satu atau beberapa bagian kata atau     kombinasi kata sehingga jadilah bentuk baru. Kata lain abreviasi ialah pemendekan. Hasil proses abreviasi disebut kependekan.
       2).Klasifikasi bentuk-bentuk abreviasi (kependekan)
Dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, terdapat dua klasifikasi bentuk pemendekan, yaitu:
      1)Singkatan ialah bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
 a).Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan  tanda titik di belakang tiap-tiap singkatan itu. Misalnya: Sdr, Bpk.
b).Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau   organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas gabungan huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik. Misalnya: DPR
c).Singkatan kata yang berupa gabungan huruf diikuti dengan tanda titik. Misalnya:    kpd., tgl., dan singkatan gabungan kata yang terdiri atas tiga huruf diakhiri dengan tanda titik. Misalnya: dll., dst.
d).Singkatan gabungan kata yang terdiri atas dua huruf (lazim digunakan dalam surat-menyurat) masing-masing diikuti oleh tanda titik. Misalnya: a.n (atas nama), u.b (untuk beliau)
e).Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda dengan titik. Misalnya: cm, Rp.
2). Akronim ialah singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan sebagai  sebuahkata
a).Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal unsur-unsur nama diri ditulis seluruhnya dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Misalnya: SIM, LIPI.
b).Akronim nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsur ditulis dengan huruf awal kapital. Misalnya: Bulog, Iwapi.
c).Akronim bukan nama diri yang berupa singkatan dari dua kata atau lebih ditulis dengan huruf kecil. Misalnya: pemilu, rudal.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar