MORFOLOGI
Kelompok 2
1) Dini Nurlaili A1B112001
2) Siti Marlina A1B112085
3) Bahjatul Adqiya A1B112020
4) Novi Sitorus Pane A1B112021
5) Lisa Andriani A1B112039
6)Muhajirin Anshor A1B112041
7) Rizki Amelia A1B112042
8) khairunnisa A1B112057
9) Soegiartie A1B112059
10)Rahimah A1B112068
11) Rizki Azkia A1B112072
12)Arga Riyani Saputra A1B112076
13)Nur Hidayah A1B112014
14)Nor Jenah Hasan A1B112089
Kata Pengantar
Puji dan syukur,kami ucapkan
kepada ALLAH tuhan yang maha esa atas rahmat yang telah di berikannya sehingga
terwujud lah makalah ini dengan baik,dan bersyukur merupakan satu kata yang pantas untuk
mewakilinya yang karena kesempatan dan bimbingannya maka kami dapat
menyelesaikan karya tulis LINGUISTIK UMUM berjudul “MORFOLOGI” ynag menurut saya dapat menambah wawasan kita tentang
Linguistik Umum,khusus nya morfologi.
Melalui kata pengantar ini kami
lebih dulu meminta maaf dan jika ada kekurangan dan kesalahan dalam makalah
ini.
Dengan ini saya mempersembahkan
makalah dengan penuh rasa terima kasih.dan Semoga Allah memberkahi makalah ini
san dapat memberikan manfaat.
Banjarmasin,23 September 2012
Daftar Isi
Kata Pengantar……………………………………………………………………………..
Bab I
Pendahuluan…………………………………………………………………………………………………..
Latar
Belakang………………………………………………………………………………………………
Tujuan……………………………………………………………………………………………………………..
Bab II Pembahasan
Pengertian
:
a)
Morfologi
b)
Morfem
c)
Morf
d)
Alomorf
e) Proses Pembentukan Kata
f)
Reduplikasi
g)
Komposisi
h)
Abresiasi
Bab.I Pendahuluan
Latar Belakang
Dalam berinteraksi dan
berkomunikasi,kita pasti menggunakan bahasa sebagai media dalam bentuk bahasa
yang mudah di pahami untuk menuangkan sebuah gagasan dan ide-ide yang ingin
disampaikan.tentunya hal ini berkaitan dengan ilmu morfologi.
Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini agar
kita dapat memahami secara mudah tentang morfologi,dan dapat menambah
wawasan,di harapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bab II
Pembahasan
Pengertian
a). Morfologi
Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi
satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata
serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata.
Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk
bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi
gramatik maupun fungsi semantik
Kata Morfologi berasal dari kata
morphologie. Kata morphologie berasal dari bahasa Yunani morphe yang
digabungkan dengan logos. Morphe berarti bentuk dan dan logos berarti ilmu.
Bunyi [o] yang terdapat diantara morphed an logos ialah bunyi yang biasa muncul
diantara dua kata yang digabungkan. Jadi, berdasarkan makna unsur-unsur
pembentukannya itu, kata morfologi berarti ilmu tentang bentuk.
Dalam kaitannya dengan kebahasaan, yang
dipelajari dalam morfologi ialah bentuk kata. Selain itu, perubahan bentuk kata
dan makna (arti) yang muncul serta perubahan kelas kata yang disebabkan
perubahan bentuk kata itu, juga menjadi objek pembicaraan dalam morfologi.
Dengan kata lain, secara struktural objek pembicaraan dalam morfologi adalah
morfem pada tingkat terendah dan kata pada tingkat tertinggi.Itulah sebabnya,
dikatakan bahwa morfologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kata
(struktur kata) serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap makna
(arti) dan kelas kata.
Berikut
secara rinci akan diuraikan beberapa definisi morfologi dari berbagai sumber:
1.morfologi
adalah bagian dari ilmu bahasa yang mengkaji tentang morfem dan berbagai
kombinasinya(Tim prima kamus bebasar bahasa Indonesia.Hal 538)
2.Morfologi mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa
sebagai satuan gramatikal(Verhaar,J W M.1999.Asas Linguistik Umum.Gajah mada universitas Press:
Jogyakarta. Hal 97)
3.Morfologi adalah bidang linguistic yang mempelajari morfem dan kombinasi-kombinasinya.bagian dari
sruktur bahasa yang mencngkup kata dan bagian-bagian kata,yakni morfem
(Kridalaksana,Harimurti.2001.Kamus Linguistik ,Pt Gramedia Pustaka
Utama:Jakarta Halaman.142)
4.Morfologi adalah ilmu yag mempelajari kata ,bagian-bagian
kata dan kejadian kata (Kridalaksana.1992 :6 dalam oka,dkk 1994.Linguistik
Umum.depniknas,hal 149)
5.Morfologi adalah bagian ilmu bahasa yang mempelajari
katadan pembentukannya( Samsuri.1988. Morfologi dan Pembentukan kata .Depdikbud
:Jakarta hal.34)
b).Morfem
Morfem adalah suatu bentuk bahasa yang
tidak mengandung bagian-bagian yang mirip dengan bentuk lain, baik bunyi maupun
maknanya. (Bloomfield, 1974: 6). Morfem adalah unsur-unsur terkecil yang
memiliki makna dalam tutur suatu bahasa (Hookett dalam Sutawijaya, dkk.). Kalau
dihubungkan dengan konsep satuan gramatik, maka unsur yang dimaksud oleh
Hockett itu, tergolong ke dalam satuan gramatik yang paling kecil.Morfem dapat juga dikatakan unsur terkecil dari
pembentukan kata dan disesuaikan dengan aturan suatu bahasa. Pada bahasa
Indonesia morfem dapat berbentuk imbuhan. Misalnya kata praduga memiliki dua
morfem yaitu /pra/ dan /duga/. Kata duga merupakan kata dasar penambahan
morfem /pra/ menyebabkan perubahan arti pada kata duga.
1). Klasifikasi Morfem
1.1 Morfem Bebas dan Morfem Terikat
Morfem ada yang
bersifat bebas dan ada yang bersifat terikat. Dikatakan morfem bebas karena ia
dapat berdiri sendiri, dan dikatakan terikat jika ia tidak dapat berdiri
sendiri.
Misalnya:
Morfem
bebas – “saya”, “buku”, dsb.
Morfem
terikat – “ber-“, “kan-“, “me-“, “juang”, “henti”, “gaul”, dsb.
1.2. Morfem Segmental dan Morfem Supra
Segmental
Morfem segmental adalah morfem yang
terjadi dari fonem atau susunan fonem segmental. Sebagai contoh, morfem {rumah},
dapat dianalisis ke dalam segmen-segmen yang berupa fonem [r,u,m,a,h].
Fonem-fonem itu tergolong ke dalam fonem segmental. oleh karena itu, morfem
{rumah} tergolong ke dalam jenis morfem segmental.
Morfem supra segmental adalah morfem
yang terjadi dari fonem suprasegmental. Misal, jeda dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
bapak
wartawan
bapak//wartawan
ibu
guru
ibu//guru
1.3 Morfem Bermakna Leksikal dan Morfem
Tak Bermakna Leksikal
Morfem yang
bermakna leksikal merupakan satuan dasar bagi terbentuknya kata. morfem yang
bermakna leksikal itu merupakan leksem, yakni bahan dasar yzng setelah
mengalami pengolahan gramatikal menjadi kata ke dalam subsistem gramatika.
Contoh: morfem {sekolah}. berarti ‘tempat belajar’.
Morfem yang tak bermakna leksikal dapat
berupa morfem imbuhan, seperti {ber-}, {ter-}, dan {se-}. morfem-morfem
tersebut baru bermakna jika berada dalam pemakaian. Contoh: {bersepatu} berarti
‘memakai sepatu’.
1.4 Morfem Utuh dan Morfem Terbelah
Morfem utuh merupakan morfem-morfem yang
unsur-unsurnya bersambungan secara langsung. Contoh: {makan}, {tidur}, dan
{pergi}.
Morfem terbelah morfem-morfem yang tidak
tergantung menjadi satu keutuhan. morfem-morfem itu terbelah oleh morfem yang
lain. Contoh: {kehabisan} dan {berlarian} terdapat imbuhan ke-an atau {ke….an}
dan imbuhan ber-an atau {ber….an}. contoh lain adalah morfem{gerigi} dan
{gemetar}. Masing-masing morfem memilki morf /g..igi/ dan /g..etar/. Jadi, ciri
terbelahnya terletak pada morfnya, tidak terletak pada morfemnya itu sendiri.
morfem itu direalisasikan menjadi morf terbelah jika mendapatkan sisipan, yakni
morfem sisipan {-er-} pada morfem {gigi} dan sisipan {-em-} pada morfem
{getar}.
1.5 Morfem Monofonemis dan
Morfem Polifonemis
Morfem monofonemis merupakan morfem yang
terdiri dari satu fonem. Dalam bahasa Indonesia pada dapat dilihat pada morfem
{-i} kata datangi atau morfem{a} dalam bahasa Inggris pada seperti pada
kata asystematic.
Morfem polifonemis merupakan morfem yang
terdiri dari dua, tiga, dan empat fonem. Contoh, dalam bahasa Inggris morfem
{un-} berarti ‘tidak’ dan dalam bahasa Indonesia morfem {se-} berarti ‘satu,
sama’.
1.6 Morfem Aditif, Morfem Replasif,
dan Morfem Substraktif
Morfem aditif adalah morfem yang ditambah
atau ditambahkan. kata-kata yang mengalami afiksasi, seperti yang terdapat pada
contoh-contoh berikut merupakan kata-kata yang terbentuk dari morfem aditif
itu.
mengaji childhood
berbaju
houses
Morfem replasif merupakan morfem yang
bersifat penggantian. dalam bahasa Inggris, misalnya, terdapat morfem
penggantian yang menandai jamak. Contoh: {fut} à {fi:t}.
Morfem substraktif adalah morfem yang
alomorfnya terbentuk dari hasil pengurangan terhadap unsur (fonem) yang
terdapat morf yang lain. Biasanya terdapat dalam bahasa Perancis.
Berdasarkan konsep-konsep di atas di atas
dapat dikatakan bahwa morfem adalah satuan gramatik yang terkecil yang
mempunyai makna, baik makna leksikal maupun makna gramatikal.
Kata memperbesar misalnya, dapat
kita potong sebagai berikut
mem-perbesar
per-besar
Jika besar dipotong lagi, maka be- dan
–sar masing-masing tidak mempunyai makna. Bentuk seperti mem-, per-, dan
besar disebut morfem. Morfem yang dapat berdiri sendiri, seperti besar,
dinamakan morfem bebas, sedangkan yang melekat pada bentuk lain,
seperti mem- dan per-, dinamakan morfem terikat. Contoh memperbesar
di atas adalah satu kata yang terdiri atas tiga morfem, yakni dua morfem
terikat mem- dan per- serta satu morfem bebas, besar.
c).Morf
Morf adalah nama untuk sebuah bentuk yang
belum diketahui statusnya (misal: {i} pada kenai). Menurut Bauer (1987 13:17) fonetis (atau ortografis)
yang merelisasikanmorfem dapat dipilah-pilah, maka bagian-bagian itu diistilahkan
morf.
Samsuri mendefinosikan bahwa morf adalah suatu bentuk
(bahasa) yang mempunyai pengertian.
Contoh:Perhatikan
kata-kata berikut:
Bahwa ketiga kata itu masing-masing mempuyai awalan
ber-,ber-,bel,- ,dan ketiga bentuk awalan itu mempunyai pengertian
sama.Tiap-tisp bentuk/ber /dan /bel
itu merupakan Morf.
d). ALOMORF
Alomorf
adalah konsep dasar ketiga yang diperlukan untuk analisis morfologis
Alomorf
adalah anggota dari himpunan morf yag mewakili morfem khusus yang di tentukan
secara fonentis,leksikal,atau geamatikal.konsep formatif adalh konsep yang jauh
lebiih luas dari konsep-konsep lainnya.
e).Proses
Pembentukan kata
a.Afiks
Afiksasi
atau proses pembubuhan imbuhan ialah pembentukan kata dengan cara melekatkan
afiks pada bentuk dasar. Hasil afiksasi disebut kata berafiks atau kata
berimbuhan.Contohnya: ber- pada berkembang, -el- pada telunjuk, -an pada lemparan
dan per-an pada perjanjian. Paparan lebih rinci
akan dibahas pada afiksasi bahasa Indonesia Afiks ialah satuan (ter-)ikat yang
dalam suatu kata merupakan unsur yang bukan kata dan bukan pokok kata yang
memiliki kesanggupan melekat pada satuan lain untuk membentuk kata.untuk
menjelaskan pengertian di atas, perhatikanlah contoh berikut!
Afiks
|
Bentuk Dasar
|
Kata Berafiks
|
ber-
di-
-an
-i
-kan
-el-
peN-an
|
Jalan
tendang
kunjung
duduk
masuk
tapak
nanti
|
Berjalan
ditendang
kunjungan
duduki
masukkan
telapak
penantian
|
Berdasarkan
tebel di atas jelas terlihat bahwa afiks (ber-, di-, -an, -i, -kan, -el-,
peN-an; dan banyak lagi) kalau berdiri sendiri tidak mempunyai arti apa-apa.
Bentuk tersebut (afiks) tidak dapat beriri sendiri dalam tuturan biasa. Afiks
baru mempunyai arti atau makna jika mereka digabungkan pada bentuk lain seperti
terlihat pada korpus di atas.
Dapat
dilihat pada korpus di atas, afiks berfungsi membentuk kata-kata baru. Bahkan
menurut Ramlan, afiks pun selain membentuk kata, juga membentuk pokok kata
seperti padaduduki dan masukkan. Oleh karena itu
ada pula yang menyebut bentuk-bentuk seperti itu dengan istilah pokok
kata kompleks. Ahmadslamet (1982:90) tidak sependapat dengan istilah
pokok kata untuk contoh seperti itu sebab pokok kata diartikan sebagai morfem
ikat. Bentuk-bentuk seperti itu bisa hadir dalam tuturan biasa atau dalam
kalimat secara bebas, seperti: “Buku itu sudah saya masukkan ke dalam tas.”
Atau “Jangan anda duduki kursi itu.”. bentuk seperti itu beliau namakan kata
kerja yang memiliki cirri khusus.
Ada
bentuk lain yang mirip afiks seperti di-, ke-, dari, -lah pada di
pinggir (jalan),ke sudut, dari kota, makanlah; juga
bentuk-bentuk seperti: ku-, -ku, -mu, -nya, -isme padakutarik,
bajuku, dagumu, hidungnya, patriotisme. Golongan pertama disebut morfem
ikat secara sintaksis dan yang kedua disebut klitik. Coba kaji ulang bahasan
bentuk bebas dan bentuk ikat 2.4.
Berdasarkan
paparan di atas, dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa afiks atau imbuhan
merupakan bentuk satuan terikat yang jika dilekatkan pada bentuk dasar akan
mengubah makna bentuk tersebut.
b). Macam-macam
Afiks
a) Macam Afiks Ditinjau dari Letaknya
Dari
letak atau posisi melekatnya, afiks dapat dibagi menjadi empat macam yaitu
prefiks atau awalan, infiks atau sisipan, sufiks atau akhiran, dan konfiks atau
imbuhan gabungan (ada pula yang menyebutnya ambifiks, imbuhan ganda).
Prefiks
atau awalan ialah afiks atau imbuhan yang dilekatkan pada awal bentuk dasar.
Infiks atau sisipan yaitu afiks atau imbuhan yang dilekatkan di tengah-tengah
bentuk dasar. Sufiks atau akhiran yaitu afiks atau imbuhan yang dilekatkan
sesudah bentuk dasar. Konfiks atau imbuhan gabungan yaitu afik atau imbuhan
yang mengapit bentuk dasar dengan cara melekat secara bersama-sama yang
membentuk satu fungsi dari satu arti. Untuk dapat mengetahui afiks-afiks bahasa
Indonesia secara jelas, lihatlah korpus berikut.
Prefiks
|
Infiks
|
Sufiks
|
Konfiks
|
meN-
Ber-b
di-
peN-
pe-
per-
se-
ke-
ter-
a-
maha-
para
pra-
|
-el-
-er-
-em-
|
-kan
-an
-i
-nya
-wan
-man
-wati
-is
|
meN-kan
ber-an
ber-kan
se-nya
per-an
peN-an
di-kan
ke-an
meN-i
|
b) Macam
Afiks Ditinjau dari Asalnya
Ditinjau
dari asalnya, afiks bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
afiks asli dan afiks dari bahasa asing. Afiks asli ialah afiks-afiks yang
emmang merupakan bentukan atau afik dari bahasa Indonesia itu sendiri,
sedangkan afiks asing ialah afiks yang berasal atau hasil pungutan dari bahasa
asing yang kini telah menjadi bagian sistem bahasa Indonesia.
c) Macam Afiks Ditinjau dari Produktifitasnya
Jika
kita perhatikan afiks-afiks yang telah yang telah diuraikan pada bagian
terdahulu, ada afiks terbatas sekali penggunaannya dan ada yang memiliki
kemampuan melekat pada satuan lain yang lebih besar. Afiks –da,
misalnya, hanya melekat secara terbatas pada bentuk-bentuk yang menyatakanmakna
kekeluargaan, seperti: ayahanda, ibunda, pamanda, adinda, kakanda.
Contoh lain afiks-afiks –el-, -er-, dan –em- hanya
melekat pada bentuk-bentuk yang sudah ada, tidak mampu menghasilkan bentuk atau
kata-kata baru. Di lain pihak seperti afiks men-, secara distributive mampu
menghasilkan kata-kata baru begitu produktif, seperti terlihat pada
kata-kata, melayar, melebar, melangkah, menjadi, membengkak, membisu,
menjawab, mencabik-cabik, mengangkat, mengangkut, menyanyi, menyapu, menyisir,
menghunus, mengintai, mengebom, mengecat, mengetik, dan banyak lagi.
Golongan afiks yang pertama disebut afiks yang improduktif,
sedangkan golongan yang kedua afiks yang produktif.
Berdasarkan
contoh di atas, dapatlah disimpulkan bahwa afiks improduktif ialah afiks yang
tidak distributive, yang tidak memiliki kemampuan untuk melekatkan diri pada
bentuk lain yang lebih banyak, terbatas pada satuan-satuan tertentu, sedangkan
afiks produktif merupakan kebalikan afiks improduktif ialah afiks yang
distributive yang besar kesanggupannya melekatkan diri pada morfem-morfem lain
lebih banyak.
f). Reduplikasi
Reduplikasi
ialah proses pembentukan kata dengan cara suatu bentuk dasar. Proses morfologis
semacam ini merupakan salah satu cara pembentukan kata yang paling banyak pada
bahasa-bahasa di dunia. Sebagai contoh: buku menjadi buku-buku, bali menjadi
bola-bali (bahasa Jawa), adanuk menjadi adadanuk ‘panjang’ (bahasa Agta).
Paparan reduplikasi ini juga lebih jauh dan rinci akan dibahas pada reduplikasi
bahasa Indonesia.
·
reduplikasi sintaktis —
pengulangan morfem yang
menghasilkan klausa, contoh
"malam-malam pekerjaan itu dikerjakannya", artinya "walau sudah
malam hari, pekerjaan itu tetap dikerjakannya"
·
reduplikasi gramatikal —
pengulangan fungsional dari bentuk dasar yang meliputi reduplikasi morfologis
dan sintaksis
·
reduplikasi idiomatis — atau 'kata
ulang semu', adalah pengulangan kata dasar yang menghasilkan kata baru, contoh
"mata-mata" artinya agen rahasia. Lihat pula: Kata Indonesia yang selalu dalam
bentuk terulang
·
reduplikasi non-idiomatis — pengulangan kata dasar
yang tidak mengubah makna dasar, contoh "kucing-kucing"
Menurut bentuknya, reduplikasi
nomina dapat dibagi menjadi empat kelompok
·
perulangan utuh, contoh: rumah-rumah
·
perulangan salin suara, contoh: warna-warni
·
perulangan sebagian, contoh: surat-surat kabar
Menurut artinya, reduplikasi dapat
dibagi menjadi berikut:
·
Kata ulang yang menunjukkan makna jamak (yang
menyangkut benda), contoh: meja-meja
·
Kata ulang berubah bunyi yang memiliki makna
idiomatis, contoh: bolak-balik
·
Kata ulang yang menunjukkan makna jamak (yang
menyangkut proses), contoh: melihat-lihat.
·
Bentuk ulang yang seolah-olah merupakan kata ulang,
contoh: kupu-kupu.
g). Komposisi
Komposisi adalah hasil dan
proses penghubung morfem dasar dengnmorfem dasar, baik yang bebas maupun yang terikat , sehingga berbentuk sebuah konstruksi
yang memiliki
identitas leksikal yang berbeda , atau yang baru. Misalnya, lalu lintas daya juang, dan rumah
sakit. Sutan Takdir Alisjahban (1953),
yang berpendapat bahwa kata mejemuk
adalah sebuah kata memiliki makna baru yang tidak
merupakan gabungan makna unsur-unsurnya. Verhar (1978) menyatakan suatu komposisi di sebut kata majemuk kalau hubungan
kedua
unsurnya tidak bersifat sintaktis.
h).Abreviasi
1).Pengertian abreviasi (kependekan)
Abreviasi adalah proses penanggalan
satu atau beberapa bagian kata atau kombinasi kata
sehingga jadilah bentuk baru. Kata lain abreviasi ialah pemendekan. Hasil
proses abreviasi disebut kependekan.
2).Klasifikasi bentuk-bentuk
abreviasi (kependekan)
Dalam
buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, terdapat dua
klasifikasi bentuk pemendekan, yaitu:
1)Singkatan ialah bentuk singkat yang terdiri atas satu
huruf atau lebih.
a).Singkatan nama
orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik di belakang tiap-tiap
singkatan itu. Misalnya:
Sdr, Bpk.
b).Singkatan nama resmi lembaga pemerintah
dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi
yang terdiri atas gabungan huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan
tidak diikuti dengan tanda titik. Misalnya: DPR
c).Singkatan kata
yang berupa gabungan huruf diikuti dengan tanda titik. Misalnya: kpd., tgl., dan singkatan
gabungan kata yang terdiri atas tiga huruf diakhiri dengan tanda titik. Misalnya: dll., dst.
d).Singkatan
gabungan kata yang terdiri atas dua huruf (lazim digunakan dalam
surat-menyurat) masing-masing diikuti oleh tanda titik. Misalnya: a.n (atas nama), u.b
(untuk beliau)
e).Lambang kimia,
singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda
dengan titik. Misalnya:
cm, Rp.
2). Akronim ialah singkatan dari dua kata
atau lebih yang diperlakukan sebagai sebuahkata
a).Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal
unsur-unsur nama diri ditulis seluruhnya dengan huruf kapital tanpa tanda
titik. Misalnya: SIM, LIPI.
b).Akronim nama
diri yang berupa singkatan dari beberapa unsur ditulis dengan huruf awal
kapital. Misalnya: Bulog, Iwapi.
c).Akronim bukan nama diri yang berupa
singkatan dari dua kata atau lebih ditulis dengan huruf kecil. Misalnya: pemilu, rudal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar